Pas ngeliatin seniornya main basket, Mira kesengsem berat sama bodynya Hendrik yang sterek. Apalagi kalau doi
sanggup menciptakan gol di keranjang lawan, wuuuuhhh…… nggak cuma suporter timnya yang teriak. Hati Mira
juga berdetak-detak kagum sama kemampuan arjunanya itu.
So, waktu Hendrik ngirim salam lewat temennya, Mira pun girang bukan kepalang. Tapi pas ngobrol sama pebasket
maco itu, kok nggak ada sengatan listrik yang kata orang, pertanda Amor tengah memanah ?
“Ya, namanya juga cinta monyet, yang kayak gitu sih cuma seneng-senengnya doang. Paling beberapa minggu, udah
biasa lagi,” cetus kakak Mira saat ia curhat. Tapi bisa nggak ya, cinta yang hanya sesaat itu, jadi sesuatu yang berarti
? Kalau pun mau diseriusin, bakal langgeng juga nggak ya ?
Kalau kita telusuri, kayanya kata Cinta kurang tepat dikenakan di sini. Soalnya hakekatnya lebih merupakan
keterpikatan pendahuluan yang bahasa ngetopnya disebut “naksir”. Cinta Monyet hanyalah sebutan populer kepada
pasangan remaja yang sedang mengalami masa pubertas.
Nah, pada masa seperti itu, biasanya nih para remaja akan mengalami perubahan. Entah itu perasaanya atau
emosinya yang ujungnya mendorong mereka untuk saling tertarik dengan lawan jenisnya. Mulailah fase demi fase
cinta berkembang menjadi cinta awal yang kelak akan beralih kepada jenis cinta yang lebih matang. Karena baru
mengalami fase itu, biasanya pacaran mereka hanya sebatas pegangan tangan doang atau cuma sekedar makan di
kantin.
Itulah sebabnya cinta monyet sering dianggap cinta main-main di antara remaja. Tapi enggak semuanya boleh
dibilang kaya gitu. Bisa jadi cinta monyet itu akan berlanjut jadi cinta yang serius untuk menemukan
kematangannya. Kejadiannya bisa langsung atau terputus dan disambung lagi, artinya cinta akan berlanjut lagi di
kemudian hari atau saat mereka sudah dewasa
0 komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah mengunjungi Blog kami.
Dan di mohon komentarnya. demi perkembangan blog ini ke depannya....