Jangan pernah menunda-nunda untuk menikah. Menikah itu anugerah. Buatlah kriteria yang sederhana untuk calon pasangan Anda. Syarat dan kriteria yang terlalu rumit hanya akan membuat Anda sulit menentukan hari dan tanggal pernikahan.
Begitu pula bagi Anda yang sudah punya anak. Berilah mereka kebebasan untuk memilih calon pasangan hidupnya. Terlalu ketat menentapkan standar bisa berabe urusannya, sebagaimana terjadi pada kisah berikut.
Ada seorang pemuda yang sudah sangat “kebelet” menikah. Namun, sang ibu selalu menolak setiap calon yang diajukan dengan berbagai alasan: terlalu gemuk, terlalu pendek, terlalu pendiam, rambutnya direbonding, berasal dari perguruan tinggi tak ternama dan sebagainya.
Merasa kebingungan, pemuda ini meminta nasihat seorang konsultan pernikahan. Darinya ia mendapat jawaban singkat saja, “Carilah perempuan yang mirip ibumu!”
Berbekal nasihat tersebut pemuda yang memang sudah merindukan pasangan inipun mencarinya dengan berbagai cara. Setelah 3 bulan ia berjibaku mencari jodoh akhirnya ia menemukan seorang wanita yang mirip ibunya.
Ya, dari berbagai hal, si calon ini memiliki banyak sekali kemiripan dengan ibunya. Mulai dari tinggi badan, berat badan, potongan rambut, bahkan ukuran sepatu dan busananya. Demikian pula perilakunya, cara bicaranya, intonasi dan kecepatan bicaranya, caranya tersenyum, memandang orang lain, semuanya persis ibunya.
“Yes! Inilah calon istriku dan pasti ibuku setuju,” seru pemuda itu yakin.
Ketika saatnya tiba, dengan mantap pemuda ini memperkenalkan calon istrinya kepada kedua orangtuanya. Ia ingin minta restu dan persetujuan dari ayah dan ibunya.
Ibunya tampak senang. Namun, sang ayah kelihatannya punya pendapat berbeda.
“Nak, ayah sudah berpengalaman hidup dengan perempuan seperti itu. Kau akan menderita dan menyesal, nak,” ucapnya setengah berbisik, sambil mengusap air mata yang menggenang di pipinya.
Begitu pula bagi Anda yang sudah punya anak. Berilah mereka kebebasan untuk memilih calon pasangan hidupnya. Terlalu ketat menentapkan standar bisa berabe urusannya, sebagaimana terjadi pada kisah berikut.
Ada seorang pemuda yang sudah sangat “kebelet” menikah. Namun, sang ibu selalu menolak setiap calon yang diajukan dengan berbagai alasan: terlalu gemuk, terlalu pendek, terlalu pendiam, rambutnya direbonding, berasal dari perguruan tinggi tak ternama dan sebagainya.
Merasa kebingungan, pemuda ini meminta nasihat seorang konsultan pernikahan. Darinya ia mendapat jawaban singkat saja, “Carilah perempuan yang mirip ibumu!”
Berbekal nasihat tersebut pemuda yang memang sudah merindukan pasangan inipun mencarinya dengan berbagai cara. Setelah 3 bulan ia berjibaku mencari jodoh akhirnya ia menemukan seorang wanita yang mirip ibunya.
Ya, dari berbagai hal, si calon ini memiliki banyak sekali kemiripan dengan ibunya. Mulai dari tinggi badan, berat badan, potongan rambut, bahkan ukuran sepatu dan busananya. Demikian pula perilakunya, cara bicaranya, intonasi dan kecepatan bicaranya, caranya tersenyum, memandang orang lain, semuanya persis ibunya.
“Yes! Inilah calon istriku dan pasti ibuku setuju,” seru pemuda itu yakin.
Ketika saatnya tiba, dengan mantap pemuda ini memperkenalkan calon istrinya kepada kedua orangtuanya. Ia ingin minta restu dan persetujuan dari ayah dan ibunya.
Ibunya tampak senang. Namun, sang ayah kelihatannya punya pendapat berbeda.
“Nak, ayah sudah berpengalaman hidup dengan perempuan seperti itu. Kau akan menderita dan menyesal, nak,” ucapnya setengah berbisik, sambil mengusap air mata yang menggenang di pipinya.
0 komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah mengunjungi Blog kami.
Dan di mohon komentarnya. demi perkembangan blog ini ke depannya....