Pernahkah Anda memiliki hanya sedikit uang? Bila pernah, bagaimana perasaan Anda ketika itu? Apa yang Anda lakukan? Saya yakin perasaan Anda kurang nyaman, khawatir bila tiba-tiba ada kebutuhan mendadak. Pasti Anda juga sangat berhati-hati menggunakan uang yang ada.
Di saat yang sama, boleh jadi Anda berupaya bagaimana caranya agar uang yang sedikit itu bisa bertambah dan meningkat menjadi lebih banyak. Alasannya sederhana, karena Anda menginginkan kehidupan yang lebih baik. Sebab, era dimana ide kapitalisme menguasai dunia saat ini, hampir semua aktifitas harus menggunakan uang.
Dengan uang lebih banyak, lebih banyak pula hal yang bisa Anda lakukan. Lebih banyak kenikmatan dunia yang bisa Anda beli dan lebih banyak pula yang bisa Anda berikan kepada orang lain. Lebih bebas juga untuk melakukan kegiatan spiritual yang memerlukan dana.
Insan SuksesMulia, itu tadi tentang uang, lalu bagaimana dengan amal kebaikan?
Sesungguhnya amal kebaikan pun sama seperti uang. Saldonya bisa bertambah dan juga bisa berkurang. Amal kebaikan yang banyak, kelak bisa mengantarkan Anda pada balasan terindah dari Yang Maha Kuasa. Selama hidup di dunia pun, amal kebaikan Anda bisa menjadi pelumas yang memudahkan segala urusan dan tujuan Anda. Sedangkan dengan amal kebaikan yang sedikit menjadikan semua urusan dan tujuan hidup kian terasa sulit dan berat untuk diraih.
Maka, jika demikian, bagaimanakah perlakuan kita terhadap amal kebaikan? Apakah kekhawatiran kita mampu menyamai kekhawatiran akan uang? Ketika uang kita sedikit, ketika begitu khawatir, berhati-hati dan berupaya meningkatkan saldo uang yang kita miliki, apakah dengan amal kebaikan pun sama? Sudahkah kita begitu khawatir bahwa amal kebaikan kita masih sedikit, sehingga kita pun berhati-hati dan berupaya agar amal kebaikan kita bisa semakin bertambah setiap harinya?
Mari kita renungkan sejenak. Seberapa besar amal kebaikan kita saat ini? Apakah amal kebaikan kita sudah cukup untuk menjadi bekal bagi kehidupan nanti? Sudah cukupkah amal kebaikan itu untuk membeli tempat yang paling nyaman di kehidupan nanti? Kira-kira dengan amal kebaikan kita saat ini, dimana dan pada tingkatan seperti apa kita pantas bermukim di kehidupan setelah mati?
Ya Allah, betapa malunya aku kepada-Mu. Rasanya amal kebaikanku saat ini belum cukup untuk kutukar dengan tempat dan suasana yang aku impikan di kehidupan nanti. Sejujurnya, Aku malu!
0 komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah mengunjungi Blog kami.
Dan di mohon komentarnya. demi perkembangan blog ini ke depannya....