Hidup adalah Apa yang Kamu Jalani Hari Ini

Kemarin adalah Pelajaran dan Esok Adalah Sebuah Harapan.

Categories

Ketekunan Adalah Kekuatanmu

Apa yang kamu raih sekarang adalah hasil dari usaha – usaha kecil yang kamu lakukan terus – menerus. Keberhasilan bukan sesuatu yang turun begitu saja. Bia kita yakin pada tujuan dan jalan kita, maka kita harus memliki ketekunan untuk tetap berusaha.

Bayarlah Sewa Anda Di Bumi

Coba ibaratkan hidup di dunia seperti kost atau menginap di hotel, berapa yang seharusnya sudah kita bayar kepada-Nya sebagai pemilik tempat kita tinggal? Belum lagi jika ditambah fasilitas udara gratis, air hujan, pemandangan alami berupa langit dan bintang gemintang di langit.

Saya Seorang Remaja

Remaja menurut banyak orang merupakan masa yang paling indah. Namun dibalik keindahan masa remaja terdapat suatu kekhawatiran yang luar biasa. Karena masa remaja merupakan masa peralihan menuju masa kematangan, dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.

7 Cara Atasi Rasa Malu

Sifat pemalu biasanya membuat seseorang kehilangan kesempatan, kurang mendapat kesenangan dan terkucil dari hubungan sosial. Sifat pemalu dapat membawa banyak kerugian.

Ilmu Tentang Cinta

Tulisan ini terinspirasi dari kesadaran saya akan setiap maha karya kreatifitas manusia di dunia, dari mulai lagu, mitos dan dongeng, hingga berbagai kreasi lukisan, pahatan serta arsitektur.

ABDUL QAHHAR MUDZAKKAR (Mantan Pejuang 45, Pemimpin Gerakan Separatis)


Nama  Abdul  Qahhar  Mudzakar  lebih  dikenal
sebagai  sosok  pemberontak.  Namun  apabila  kita
mencermati lebih dalam latar belakang di balik sikap
politiknya,  kita  akan  tahu  bahwa  dia  adalah  "kor­
ban"  di  balik  proses  alamiah  pembentukan  tentara
sebagai organisasi yang profesional. Nasibnya seolah
mewakili  nasib  orang- orang  daerah  yang  tidak  bisa
menentukan  nasib  sendiri.
Qahhar lahir tanggal24   Maret1921di Kampung
Lanipa,  distrik  Ponrang.  Ayahnya  bernama  Malin­
rang,  keturunan  bangsawan  yang  cukup  kaya  dan
terpandang.  Setelah  tamat  sekolah rakyat  di Lanipa,
Qahhar  melanjutkan  studi  ke Jawa.  Ia  memilih Solo
dan  masuk  Sekolah  Muallimin  yang  dikelola  Mu­
hammadiyah.  Masa studinya hanya berjalan tiga ta­
hun  (1938-1941),  kemudian terputus karena ia  terpi­
kat dengan perempuan  asal Solo yang lalu dinikahi­
nya.


Ia kembali ke Lanipa. Keluarga besarnya gempar
karena  Ia  membawa  istri  orang  Jawa.  Di  kampung
halarnan,  Qahhar  aktif  dalarn organisasi kepanduan
yang  berafiliasi  dengan  Muhammadiyah,  yaitu  Hiz­
bul  Wathan.
Jepang masuk ke  Indonesia,  dan Qahhar tertular
eforia  yang berharap Jepang  bisa  membebaskan  In­
donesia  dari  Belanda.  Begitu  bersemangatnya,  sarn­
pai ia reia naik sepeda ke Rappang hanya untuk ber­
temu pernimpin pasukan Jepang.  Singkatnya, ia  ber­
hasil  rnenarik hati  para  saudara  tua.  Selarna  pendu­
dukan Jepang di Sulawesi Selatan, ia  bekerja sebagai
pegawai  Nippon  Dohopo  di  Makassar.
Narnun  di tengah  keluarga  besar,  sikap  Qahhar
yang anti-feodal membuatnya tersingkir.  Ia dituduh
rnemicu permusuhan  di kalangan kaum  bangsawan
Luwu,  sehingga dikenai  hukurnan  ri-paoppangi  tana,
atau  diusir dari Palopo, tanah kelahirannya.  Qahhar
pun  kembali  ke  Solo  untuk  rnendirikan  perusahaan
dagang  dengan  nama  Usaha  Semangat  Muda.   Ia
meluaskan usahanya sarnpai ke Jakarta dengan men­
dirIkan Toko Luwu. Di tokonya ini, Qahhar beberapa
kali  mengadakan pertemuan  politik.
Pasca  proklamasi,  Qahhar  mendirikan  Gerakan
Pemuda  Indonesia  Sulawesi  (GEPIS)  yang  lalu  ber­
ubah menjadi Angkatan Pernuda Indonesia Sulawesi
(APIS),  bagian  dalam  Angkatan  Pemuda  Indonesia
(API). Qahhar bersama API ikut terlibat dalam rapat
besar  Ikada,  Jakarta,  19  September  1945.  Dalam  ra­
pat  raksasa  yang  bersejarah itu,  Qahhar  bersenjata­
kan sebilah golok membela Soekarno  dan Hatta dari
kepungan  tentara  Jepang.



Dalam perkembangannya, APIS meleburkan diri
ke  dalam  usaha perlawanan  secara  fisik  menentang
kembalinya  penjajah,  dengan  nama  Kebaktian  Rak­
yat Indonesia  (KRIS).  Daerah operasinya mencakup
Karawang,  Subang,  Tangerang,  beberapa  daerah  di
Jawa  Tengah  serta  Jawa  Timur.
Qahhar tidak bertahan lama di KRIS.  Sejak awal
pembentukan KRIS di Jakarta pada tahun 1945, Qah­
har  sudah  menunjukkan  ketidaksetujuannya.  Tapi,
bersama KRIS ia sempat berperan membebaskan 800
tahanan  di  Nusakambangan,  sebagian  besar  adalah
laskar  yang  berasal  dari  Bugis-Makassar.  Laskar  ini
kemudian  diberi  pelatihan  militer  di  Pingit,  Yogya­
karta, dan menjadi bagian Angkatan Perang RI yang
diperbantukan  pada  Markas  Besar  Tentara.
Karir militer Qahhar mulai cerah ketika  ia  ditu­
gaskan  menjadi  Komandan  Persiapan  TRI  (Tentara
Republik  Indonesia)  di  Sulawesi.  Kesatuan  tentara
di luar Jawa disatukan dalam Brigade  XVI. Masalah
mulai muncul ketika ia mulai tersingkir oleh perwira­
perwira  yang  tnemang mempunyai pendidikan for­
mal  dan  kemampuan  teknis  militer  yang  memadai,
walaupun mereka  kurang  memiliki kharisma  di ka­
langan  prajurit.  Bagaimanapun  Qahhar  adalah  ten­
tara  yang  lahir  karena  proses  "kebetulan",  walau­
pun  pengaruhnya  sangat kuat di  antara  anak buah­
nya. Qahhar hanya diposisikan menjadi orang kedua
dalam brigade ini. Dari pengangkatan Letkol J.F Wa­
rouw sampai Letkol Lembong sebagai pemimpin bri­
gade,  Qahhar  menolak  mengakui  mereka.   Bahkan
ia  memberi  instruksi  untuk tidak  berhubungan  me­
reka  "jika  tidak  seizin  atau  persetujuannya".



.
 
          
          Selain masalah popularitas di kalangan para pra­
 jurit,  konon  pertentangan  itu  juga  dilatarbelakangi
oleh  persaingan  etnis.  Qahhar  merasa  orang-orang
Manado-Minahasa  yang  menjadi  anak  emas  dalam
kemiliteran yang  formal.  Kebetulan kedua  letkol itu
memang  berasal  dari  Minahasa.  Qahhar  pun  mele­
paskan jabatannya sebagai wakil komandan Brigade
XVI. Ia diberi tugas membentuk Komando Seberang
yang meliputi Kalimantan, Sunda Kedl, Maluku, dan
Sulawesi.  Pimpinan  Komandan  Grup Seberang  lalu
diserahkan padanya. Kesatuan inilah yang kemudian
menjadi  basis  kekuatannya  dalam  gerakan  DI/TII
di  Sulawesi  Selatan.
Ketika kedudukan Komandan Grup Seberang di­
hapuskan,  Qahhar  menjadi  perwira  tanpa  jabatan.
Ia sempat ditugaskan ke Sulawesi Selatan,  1950.  Se­
jak  saat  itu ia tidak pernah lagi  kembali dalam ling­
kungan angkatan perang Republik Indonesia. Ia me­
mutuskan untuk menempuh jalannya sendiri, ketika .
merasa  semua  pengabdiannya  tidak  mendapat  ba­
lasan  sepadan.
Kemarahan  makin  memuncak  saat  pemerintah
Soekarno menolak masyarakat Bugis-Makasar untuk
bergabung dengan  angkatan perang RI dalam suatu
kesatuan yang mandiri bernama Hasanuddin, pahla­
wan  kebanggaan  mereka.  Pada  tahun  1952,  Qahhar
membentuk  brigadenya  sendiri.  7 Agustus  1953,  se­
cara  resmi  Qahhar  menggabungkan  kekuatannya
dengan Kartosoewirjo yang memiliki basis pengikut
di Jawa Barat. Qahhar dan para pengikut fanatiknya
pun  menjadi bagian dari Darul Islam/Tentara Islam
Indonesia  (DIjTII).



Pada  paruh  pertama  dekade  1950-an,  gerakan
separatisme yang dipimpin Qahhar di SulaWesi Sela­
tan  sempat  menyulitkan  aparat  keamanan  RI.  Tapi
seiring  berjalannya  Waktu,  kekuatan  Qahhar  makin
melemah.  Namun  ia  tetap  bertahan  di  hutan belan­
tara  dan  tak  mau  menyerah.
MenUrut  Anhar  Gonggong,  pemberontakan
Qahhar,  dalam  setiap  babak  memiliki  tipikal  yang
berbeda. Periode 1950-1952,  merupakan  Wujud  dari
akumUlasi kekeceWaan yang dialami Qahhar. Mulai
1953  hingga  kematiannya,  pemberontakan  Qahhar
sudah  dilandasi  oleh  semangat  keagamaan  Islam.
Bersama  KartosoeWirjo  dan  Daud  Beureuh,  ia  men­
jadi  ikon  gerakan  separatis  yang  bernuansa  agama
Islam. Qahhar juga menjadi simbol resistensi daerah
terhadap  dominasi pusat,  yang  pernah  menjadi  an­
caman  serius  bagi  perpecahan bangsa  pada  dekade
50-an.
Pemberontakan Qahhar yang melibatkan  15.000
pengikUt itu berakhir dengan kematian Qahhar pada
tanggal  2  Februari  1965.  Qahhar,  presiden/khalifah
RepUblik Persatuan Islam Indonesia (RPII), teWas di­
tembak Kopral Sadeli dari DiVisi SiliWangi di pinggir
Sungai  Lasalo.*****